Kamis, 31 Maret 2016

...Lagu Pak Pung Pak Mustafe...

Assalamu'alaikum.... hari ini Cerita Islami menyiapkan sebuah lagu daerah. Kita mulai...tu, wa, bang, ka (perkembangan dari satu, dua, tiga,empat atau tu, wa, ga, pat)!

PAK PUNG PAK MUSTAFE

Pak Pung Pak Mustafe
Encik Dulah Di Rumahnye
Tepung Dengan Kelape
Gula Jawa Di Tengahnye

Coba Tebak Kawanku
Benda Apakah Itu
Masak Kau Tidak Tahu
Itulah Kue Putu

Sungguh Enaknya Rasa
Takkan Pernah Terlupa

Itulah Kue Putu
Kue Sangat Bermutu



...Cerita Detektif:Telur Dadar...

Serial Cerita Detektif
Pecahkan Sendiri Misterinya!

Suatu hari Shellby dikirimi sebuah surat kaleng. Shellby tahu kalau itu dari salah seorang temannya. Tetapi ia tidak tahu namanya. Begitu amplop surat dibuka, Shellby  melotot matanya, melihat kertas surat putih, tapi tanpa satu huruf pun! Ia meminta tolong kepada kakaknya, Joshua untuk menyelidiki siapa orang iseng yang mengiriminya surat. Dan Joshua menyanggupi. Joshua mengendus kertas surat kosong di tangannya. Hemm... bau jeruk! Joshua nyengir pada Shellby. Lalu menjelaskan bahwa sari lemon atau jeruk bisa digunakan untuk menulis surat rahasia. Cara memunculkan tulisannya, dengan menyeterika kertas tersebut, atau menyalakan lilin dan didekatkan ke permukaan kertas. Joshua segera menyalakan sebatang lilin dan mendekatkan sumbunya yang menyala ke permukaan kertas, saat itu juga tulisan kecoklatan muncul dari kertas. Shellby terbelalak sekali lagi melihat tulisan yang tertulis. "AKU ADALAH SI TELUR DADAR SPANYOL." Joshua tertawa terpingkal-pingkal membacanya. "Ya, ampun si Lopez itu!" Seru Shellby sambil ikut tertawa.

Nah, bisakah kamu menuliskan nama lengkap Lopez, teman Shellby? Kalau bisa, cepat ketik di kolom comment, ya! Wassalam...

...Cerita Detektif:Ada Yang Salah, Tuh...

Serial Cerita Detektif
Pecahkan Sendiri Misterinya!

Assalamu'alaikum....pembaca sekalian yang dirahmati Allah, hari ini Serial Cerita Detektif akan mengemukakan sebuah teks yang bisa mengasah ketelitian anda. Insya Allah, seminggu lagi akan saya buka jawabannya. Yang sudah bisa menjawab, harap ditulis di kolom comment, ya...

"Pada suatu hari, Imran dan Harun berjalan kaki pulang dari masjid setelah shalat.ashar. Meeka berjalan melilai gang Kembang. Begitu sampai dirumah Imran, Harun minta diri untuk melanjutkan perjalana ke rumahnya. Begitu sampai di rumah, ia segera berganti baju dan belajar." 

Dan ini satu lagi,

"Pak Dzul sedang berjalan kaki pulang ke rumah. Di perjalanan, ia melihat sebuah dompet berwarna coklat tergeletak di pinggir jalan. Pak Dzul membuka dompet tersebut dengan niat mengembalikan. Tetapi begitu melihat selembar KTP yang terselip di dalam sebuah saku dompet, Pak Dzul tersenyum-senyum sendiri, dan mengantungi dompet tersebut. Ia membawanya pulang untuk membayar utang-utangnya

Nah, silahkan, yang bisa jawab ditulis di kolom comment. Yang bingung, tunggu saja hari kamis depan! Wassalam...

...Cerita Detektif:Lorong Rahasia...

Serial Cerita Detektif
Pecahkan Sendiri Misterinya!

Shellby tengah menekuri buku Sherlock Holmes nya, ketika telepon di sebelahnya berdering. "Uahmmm... ya, halo? Siapa ini?" Serunya ketika panggilan sudah tersambung. "Ah, pak inspektur kepala. Ada apa? Pencurian, jalan Hollins, rumah--hah?! Selokan di pinggir jalan? Ya, ya... saya segera ke sana!" Shellby bergegas meletakkan gagang telepon begitu sambungan sudah diputuskan. Ia berseru memanggil kakaknya, Joshua. Joshua berlari menuruni tangga dari kamarnya yang terletak di tingkat atas. "Ada--apa--Shellby--?" Katanya terengah-engah. Shellby cepat menukas. "Ayolah, tak ada waktu lagi! Ambil sepedamu, nanti kujelaskan di jalan!" Joshua mengangguk, dan bersegera mengeluarkan sepedanya dari garasi. Tak sampai dua menit selanjutnya, mereka sudah di atas sadel masing-masing, meluncur cepat menuju jalan Hollins. Shellby meringkas pembicaraannya dengan pak inspektur kepala John di telepon tadi pada Joshua, yang sedang fokus ke jalanan. Kemudian Joshua berkomentar dengan heran. "Untuk apa pak inspektur kepala menyuruh kita datang untuk memeriksa comberan, hmm... selokan?" Shellby mengangkat bahu tanda heran. "Tak tahu, ya! Kupikir yang akan diperiksa bukan comberannya, tapi gorong-gorongnya! Entah untuk apa?" Ujarnya. Mereka menghentikan laju sepeda ketika melihat beberapa orang berseragam PDAM dan beberapa lagi mengenakan seragam polisi berkerumun di pinggir jalan. Seorang anggota PDAM sedang sibuk membuka tutup gorong-gorong yang bundar. Shellby dan Joshua memarkirkan sepeda mereka di samping sebuah mobil polisi. Mereka menghampiri kerumunan, dan melihat pak inspektur sedang berjongkok di samping lubang gorong-gorong yang sudah berhasil dibuka tutupnya. "Pak inspektur kepala John! Pak!" Bisik Shellby tepat di telinga pak inspektur kepala, yang refleks menolehkan kepalanya. "Shellby! Ah, Joshua juga. Aku butuh bantuan kalian. Kemarin, sekitar tengah malam rumah itu..." pak inspektur kepala John menuding sebuah rumah yang megah nampaknya, lalu melanjutkan. "...kecurian! Menurut keterangan seorang warga--eh, loper koran bernama Tom Walker, yang kebetulan pulang malam--pencuri itu dilihatnya sekilas ketika menyusup masuk ke dalam lubang gorong-gorong ini. Dan sekarang aku ingin kita bertiga masuk melihat bagian dalamnya. Kuharap kalian mau? Harry! Cepat, aku ingin tangga--tangga apa saja--disiapkan! Kami perlu benda itu! Kenton, bawakan senter dan tali! Ayo, cepat, cepat!" Kalimat terakhir itu diteriakkan oleh pak inspektur kepala kepada dua bawahannya yang langsung menabik pada mereka bertiga. Lima menit selanjutnya, Shellby, Joshua, dan pak inspektur kepala John sudah berdiri mengamati lorong bagian dalam gorong-gorong yang mereka masuki. Mereka sudah sampai ke akhir lorong itu, yang ternyata buntu. Joshua mengernyitkan kening, lalu memandang berkeliling. Siapa tahu ada lorong atau lubang di dinding. Tapi ternyata tidak! "Yah, ini mengecewakan" komentar Shellby. "Hmm...harus ada lorong rahasia di sini! Tidak mungkin tidak! Aku kenal Tom Walker, dia jujur dan baik hati! Tak mungkin ia berbohong." Tukas Joshua memandang berkeliling. Tiba-tiba pandangannya terhenti pada salah satu dinding batu bata. Batu bata-batu bata itu sudah berlumut. Sebenarnya itu hal yang wajar, tetapi Joshua hanya memperhatikan salah satu batu bata. "Pak inspektur kepala! Kurasa aku menemukan jawabannya! Kemari..." Joshua menggamit pak inspektur kepala John serta Shellby untuk mendekat. Dia berbisik cepat. Pak inspektur mengangguk-angguk. "Yah, benar katamu itu Jo! Aku akan memerintahkan anak buahku untuk melakukan penggrebekan besar-besaran. Kalian naiklah. Aku dan anggotaku harus kerja keras hari ini!" Ujar pak inspektur kepala.
Tiga jam setelah Shellby dan Joshua pulang, telepon berdering. "Ya--halo? Pak inspektur kepala! Ada apa? Penggrebekan berhasil?! Wah, ini harus dirayakan, ya datanglah ke rumahku, pak! Ya, segera!" Joshua, yang mengangkat telepon, memandang Shellby dengan cengiran bandel terpeta di wajahnya. "Shellby, penggrebekan berhasil! Pak inspektur kepala akan minum teh sore ini, di sini! Penjahat yang tertangkap adalah pencuri, penadah barang antik yang dilindungi, perampok, pencoleng, dan macam-macam lagi! Semuanya penjahat kelas kakap! Ini pesta, namanya!" Seru Joshua tak dapat menahan diri. Shellby ikut bersorak.

Nah, misteri berhasil terpecahkan. Tapi aku ingin mengasah otak para pembaca. Silahkan tuliskan Modus Operandi si pencuri untuk kabur. Silahkan kirim analisa dan jawaban anda ke kolom comment. Selamat berpikir! Wassalam...

Senin, 28 Maret 2016

...Cerita Detektif:Jejak Menuju Pintu...

Serial Cerita Detektif
Pecahkan Sendiri Misterinya!

Saat itu, Shellby Sheldon dan orangtuanya tengah sarapan pagi yang terdiri dari bubur dan roti panggang, ketika ayah Shellby berseru, "lihat ini, pencurian permata dan emas batangan di sebuah rumah bernama Kosty di jalan Littleways no.27. Hmm... berani sekali pencurinya. Disini diduga kalau ia membuka jendela tingkat bawah masuk, mencuri, dan pergi lagi, tanpa lupa menutup jendela dan menggerendelnya lagi dari dalam." Shellby tertarik mendengarnya. "Yah, kenapa para polisi hanya menduga cara masuk dan keluar si pencuri?" Tanyanya, mencoba untuk tidak menampakkan kegairahannya. "Entahlah, tapi di sini disebut, kalau di depan ambang jendela ada sederetan jejak kaki di bagian yang berlumpur." Shellby mengangguk. Setelah menghabiskan sarapannya, ia bersepeda dengan laju menuju jalan Littleways yang tak jauh dari rumahnya. Begitu sampai di rumah yang bernama Kosty menurut papan tanda di depannya, Shellby menghentikan sepedanya. Ia memandang rumah itu. Rumahnya megah, hampir bisa disebut istana. Shellby kemudian membuka pagar dan memasuki pekarangan rumah Kosty yang luas, dihiasi rumput segar yang dipangkas rapi. Begitu masuk dilihatnya tiga orang polisi. Salah satunya adalah inspektur kepala John Alex Smith, yang akrab dengan Shellby. Lalu ada polisi desa bernama Bert, ia sangat membenci anak-anak. Begitu ia melihat Shellby melangkah mendekat, wajahnya menjadi merah padam. "Heh! Anak-anak tidak boleh masuk ke tempat ini! Di sini sedang terjadi sesuatu yang serius, nak!" Bentaknya. Shellby tak  mengacuhkannya dan melangkah ke dekat pak inspektur kepala John. "Ah, hai Shellby. Shellby Sheldon, kan?" Tanya sang inspektur ramah. Shellby  mengangguk. "Pak, saya tertarik dengan kejadian ini.Apakah benar di depan jendela ada jejak kaki?" Pak inspektur menarik wajah serius mendengar pertanyaan itu. "Yah, benar. Sebenarnya itu adalah petunjuk yang sangat membantu penyelidikan kami. Paling tidak sedikit. Tapi yang menyulitkan adalah M.O., modus operandi si pencuri. Memang ada jejak kaki menuju jendela, tetapi tak ada jejak kaki satupun ke arah gerbang (maksudnya adalah jejak kaki yang berasal dari tanah di depan jendela kembali ke gerbang itu tidak ada). Padahal tanah di sini lembek semua. Bagaimana menurutmu, Shellby?" Shellby mengernyitkan keningnya sambil menatap deretan jejak kaki di depan jendela. Tiba-tiba kakaknya, Joshua Katsner, datang berlari-lari. Sepedanya terparkir rapi di samping sepeda Shellby. "Ah, detektif cilikku! Masih suka dengan bros kerang dan jaket hoodie mu itu?" Tanya Pak inspektur menepuk Joshua yang memang memakai jaket berhoodie dan berkantong perut. Serta bros dari kerang tersemat di dada kanan jaketnya. "Hahh!" Dengus Pak Bert dengan kesal menatap Joshua. "Ya, pak. Menurut berita, di sini ada misteri?" Tanya Joshua. "Yah..." pak inspektur menjelaskan kembali keterangan yang dikatakannya pada Shellby. "Ah, ini sih, keciilll...!" Decak Joshua. Lalu ia menghampiri Shellby yang masih termenung menatap jejak-jejak kaki di hadapannya. "Kak, aku punya... yah, mungkin ini bisa membantu. Kemari, kak! Ini yang kupertimbangkan sejak tadi. Pssstt, psst, psstt... bagaimana?" Ujarnya berbisik kepada kakaknya, yang menggebrak telapak tangan kirinya dengan bergairah. "Itu juga yang kupikirkan, dik! Kalau kita berdua sudah setuju dengan jawaban ini, bagaimana kalau kita  beritahu Pak inspektur?" Ujarnya. "Aku tahu sesuatu yang lebih seru, kak! Kita tangguhkan jawaban kita selama seminggu, bagaimana?" Usulnya. Joshua mengangguk. Dan mereka mengabarkan hal itu pada Pak inspektur.


Nah, bagaimana kalau KAMU yang memecahkan misteri ini? Cukup tulis jawabanmu dari pertanyaan how? Bagaimana M.O. si pencuri? Di kolom comment. Silahkan!

Jumat, 11 Maret 2016

...Tausiyah Tentang Semut...

Tausiyah Tentang Semut.

Assalamu'alaikum warahmatullah hiwabarakaatuh...a'udzubillah himinasysyaitonirrozim, bismillah...hari ini saya akan menulis tentang kisah-kisah semut dalam Islam. Mungkin semua sudah tahu tentang kisah Nabi Sulaiman dan semut. Namun, kisah yang akan saya sampaikan agak lain. Cerita ini saya dapat dari sebuah hadits. Bunyi terjemahannya sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah r.a., katanya, saya mendengar dari Rasulullah Saw bersabda 'seekor semut menyengat salah seorang nabi. Nabi itupun menyuruh mencari sarang semut tersebut lalu dibakar. Allah lalu menurunkan wahyu kepada nabi itu, "sesungguhnya hanya seekor semutyang menyengat engkau, dan engkau bakar salah satu umat yang bertasbih kepada Tuhan!" (HR. Bukhari, no. 1363)
Nah, bagaimana menurut anda? Semut saja disebut sebagai salah satu umat yang senantiasa bertasbih kepada Allah, kenapa kita jarang melakukannya? Kebanyakan orang lebih menyukai untuk menghafal lagu dangdut yang tak bermutu dan berjoget gila-gilaan, daripada menyibukkan diri dengan dzikir. Bayangkan, semut, yang sering kita anggap remeh, kurang-tidak- diperhatikan, ternyata bertasbih setiap waktu, seiring mereka bekerja. Tidak malukah kita? Renungkan pertanyaan ini.
Oya, masih ada 1 cerita lagi. Ini kisah Nabi Sulaiman, tapi bukan yang itu. Begini ceritanya.
 Pada suatu hari, Nabi Sulaiman sedang berjalan-jalan, ketika tiba-tiba beliau bertemu seekor semut yang menggotong sebutir gandum. Nabi Sulaiman yang penasaran pun berkata, "Assalamu'alaikum, wahai semut" sapa beliau, semut itu menjawab salam Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman lalu bertanya,"wahai semut, seberapa lamakah sebutir gandum itu bisa menjadi simpanan makananmu?" Semut itu menjawab, "kurang-lebih selama setahun sebelum akhirnya Allah menggantikan gandum ini dengan sebutir gandum lagi untuk tahun selanjutnya". Nabi Sulaiman kembali bertanya, "bolehkah aku memeliharamu di dalam wadah dan kuberi kau sebutir gandum setahun?" Semut itu berkata, "baiklah aku setuju". Maka Nabi Sulaiman memasukkan semut tersebut kedalam sebuah wadah dengan memasukkan pula sebutir gandum. Setahun kemudian, Nabi Sulaiman memeriksa wadah tersebut. Sang semut masih berada di sana, hidup dan nampak sehat. Kemudian Nabi Sulaiman melihat setengah butir gandum tergeletak di dalam wadah. Nabi pun bertanya, "wahai semut, mengapa engkau menyisakan setengah butir gandum?" Semut itu menjawab, "wahai Nabiullah, aku tidak dapat mempercayakan makananku padamu, karena Allah tidak menyukai sesama makhluk yang saling mempercayai secara berlebihan. Selain itu, aku tidak pasti bahwa engkau akan benar-benar tidak lupa dengan janjimu"

Selasa, 08 Maret 2016

...Cerbung Fiksi Bagian 2...

PLAK (Penjelajah Luar Angkasa Khusus)

Ssssssrrrrrrkkkkk.....ssssrrrrkkkk..... Profesor George Halley, yang terbungkus baju astronotnya dalam roket R45D-0, yang bertujuan untuk mendarat di bulan, terbangun mendengar bunyi berkeresak keras dari radio di pakaian astronotnya. Sesaat ia tertegun, kenapa ia ada di dalam roket? Kemudian dia ingat, dan segera menyalakan radio yang pasti panggilan dari bumi, dengan menekan suatu tombol di baju astronotnya. Terdengar suara pendiri GALA (Gabungan Astronot Luar Angkasa), Robert Hack. "George? Apa yang terjadi? Kami sudah mencoba menghubungimu selama 15 menit!" George, yang masih agak pusing, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aku... entahlah. Kelihatannya....aku...mungkin aku pingsan" katanya sambil menguap lebar-lebar. "Kelihatannya kau tertidur" balas Robert ketus, lalu mengatakan sesuatu yang kurang jelas bagi George, sehingga ia harus berseru, "tunggu! Apa katamu tadi?". Sambil mendesah, Robert mengulangi ucapannya. "Kubilang, sekitar 2 menit lagi kau boleh keluar dari roketmu-itukan yang kau inginkan?-dan jangan lupa bawa kamera!" George mengangguk. Lalu setelah beberapa nasihat dari sang pendiri GALA, George mematikan radio, meraih kamera di meja di samping dipannya, dan membuka kunci magnetik (hanya dapat dibuka dengan kartu kunci khusus) untuk membuka pintu lipat roket. Begitu pintu terbuka, tangganya juga sudah terbuka, George menatap pemandangan menakjubkan yang tak pernah dilihatnya di bumi-kecuali mungkin di Grand Canyon. Ia ternganga beberapa lama, memandang takjub pada sekitarnya. Ia hampir tak percaya dengan pemandangan ini. Sebenarnya tak begitu indah, hanya beratus-ratus kawah dan tonjolan batu. Namun, suasananya memang... menakjubkan, rasanya kita berada di tempat lain yang jauuuuh dari manapun. George melangkahkan kaki kanannya ke permukaan bulan untuk pertama kalinya,dan sekarang telah berdiri tegak di tanah bulan. George tidak perlu berjalan. Karena gravitasi bulan yang begitu rendah, George hanya perlu melambungkan dirinya sejauh-jauhnya (bukan setinggi-tingginya. Kalau tinggi, mah, bisa jadi nggak bisa balik ke roket lagi) dan dengan cepat beberapa meter terlampaui. George mencari titik tertinggi dari sisi bulan yang akan ditelitinya--untuk mengambil angle foto yang pas. Kemudian dilihatnya sebuah pilar batu yang cukup tinggi--barangkali 4-5 meter-- yang berada tidak jauh dari posisi George. Namun ada halangan yang cukup menyulitkan. Sebuah kawah raksasa yang mungkin bekas tabrakan meteorit yang diameternya sekitar 27 meter terpampang pada jarak di antara George dan pilar batu. George mengukur kawah itu dengan sudut matanya. Kemudian ia melangkah mundur sedikit, melambung-lambung badan untuk maju ke depan, dan--huupp! Meloncat sejauh-jauhnya melintasi kawah di bawah kakinya. Kedua kakinya di selonjorkan ke depan, untuk mencegah George bergerak naik, yang pasti akan menyulitkan. Gravitasi bulan yang sangat kecil sangat membantu George dalam perjalanannya melintasi kawah raksasa. Bayangkan saja, lompatan George jika dihitung, jauhnya mencapai 32 meter! George mendarat tepat di kaki pilar batu tadi, dan ia cepat-cepat memanjat. Untungnya berat badannya akan berkurang apabila ia ada di bulan. Sehingga George merasa tubuhnya sangat ringan. Dengan cepat ia sudah berhasil di puncak pilar--sesuatu yang mustahil bisa dilakukannya di bumi. Dari tempat duduk sekarang, ia bisa melihat permukaan hingga setengahnya. George segera asyik menjepret foto. Tiba-tiba, saat ia memandang ke bagian belakangnya, ia sangat terkejut. Ada sesuatu seperti selaput kabut yang mengambang sekitar semeter dari permukaan bulan. George cepat-cepat menjepretnya dengan kamera. Saking penasarannya , ia meluncur turun dari pilar tempat ia duduk, dan menghampiri tempat di mana permukaan bulan ditutupi kabut. George nekat. Ia menyentuhkan jari telunjuknya yang terbungkus baju luar angkasa ke arah kabut itu. Hiii... dingin! George cepat-cepat menarik tangannya kembali, yang rasanya seperti dilapisi es. Kemudian jari telunjuknya terasa lembab. He, kenapa jariku jadi basah begini? Gumam George dalam hati. Kemudian ia kembali ke pilar tempat ia duduk tadi, dan mengamati kabut es tadi. "He, mungkinkah ini uap air yang menguap, ya? Tapi, bukankah di bulan tidak ada air?" Ujar George pada dirinya sendiri. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke roket. Begitu siap di dalam roket, George mengaktifkan mesin. Dan setengah jam kemudian, roket mini R45D-0 sudah lepas landas dari bulan, meluncur kembali ke planet tempat ia dibuat.

BERSAMBUNG (TBC:TO BE CONTINUED)