Selasa, 08 Maret 2016

...Cerbung Fiksi Bagian 2...

PLAK (Penjelajah Luar Angkasa Khusus)

Ssssssrrrrrrkkkkk.....ssssrrrrkkkk..... Profesor George Halley, yang terbungkus baju astronotnya dalam roket R45D-0, yang bertujuan untuk mendarat di bulan, terbangun mendengar bunyi berkeresak keras dari radio di pakaian astronotnya. Sesaat ia tertegun, kenapa ia ada di dalam roket? Kemudian dia ingat, dan segera menyalakan radio yang pasti panggilan dari bumi, dengan menekan suatu tombol di baju astronotnya. Terdengar suara pendiri GALA (Gabungan Astronot Luar Angkasa), Robert Hack. "George? Apa yang terjadi? Kami sudah mencoba menghubungimu selama 15 menit!" George, yang masih agak pusing, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aku... entahlah. Kelihatannya....aku...mungkin aku pingsan" katanya sambil menguap lebar-lebar. "Kelihatannya kau tertidur" balas Robert ketus, lalu mengatakan sesuatu yang kurang jelas bagi George, sehingga ia harus berseru, "tunggu! Apa katamu tadi?". Sambil mendesah, Robert mengulangi ucapannya. "Kubilang, sekitar 2 menit lagi kau boleh keluar dari roketmu-itukan yang kau inginkan?-dan jangan lupa bawa kamera!" George mengangguk. Lalu setelah beberapa nasihat dari sang pendiri GALA, George mematikan radio, meraih kamera di meja di samping dipannya, dan membuka kunci magnetik (hanya dapat dibuka dengan kartu kunci khusus) untuk membuka pintu lipat roket. Begitu pintu terbuka, tangganya juga sudah terbuka, George menatap pemandangan menakjubkan yang tak pernah dilihatnya di bumi-kecuali mungkin di Grand Canyon. Ia ternganga beberapa lama, memandang takjub pada sekitarnya. Ia hampir tak percaya dengan pemandangan ini. Sebenarnya tak begitu indah, hanya beratus-ratus kawah dan tonjolan batu. Namun, suasananya memang... menakjubkan, rasanya kita berada di tempat lain yang jauuuuh dari manapun. George melangkahkan kaki kanannya ke permukaan bulan untuk pertama kalinya,dan sekarang telah berdiri tegak di tanah bulan. George tidak perlu berjalan. Karena gravitasi bulan yang begitu rendah, George hanya perlu melambungkan dirinya sejauh-jauhnya (bukan setinggi-tingginya. Kalau tinggi, mah, bisa jadi nggak bisa balik ke roket lagi) dan dengan cepat beberapa meter terlampaui. George mencari titik tertinggi dari sisi bulan yang akan ditelitinya--untuk mengambil angle foto yang pas. Kemudian dilihatnya sebuah pilar batu yang cukup tinggi--barangkali 4-5 meter-- yang berada tidak jauh dari posisi George. Namun ada halangan yang cukup menyulitkan. Sebuah kawah raksasa yang mungkin bekas tabrakan meteorit yang diameternya sekitar 27 meter terpampang pada jarak di antara George dan pilar batu. George mengukur kawah itu dengan sudut matanya. Kemudian ia melangkah mundur sedikit, melambung-lambung badan untuk maju ke depan, dan--huupp! Meloncat sejauh-jauhnya melintasi kawah di bawah kakinya. Kedua kakinya di selonjorkan ke depan, untuk mencegah George bergerak naik, yang pasti akan menyulitkan. Gravitasi bulan yang sangat kecil sangat membantu George dalam perjalanannya melintasi kawah raksasa. Bayangkan saja, lompatan George jika dihitung, jauhnya mencapai 32 meter! George mendarat tepat di kaki pilar batu tadi, dan ia cepat-cepat memanjat. Untungnya berat badannya akan berkurang apabila ia ada di bulan. Sehingga George merasa tubuhnya sangat ringan. Dengan cepat ia sudah berhasil di puncak pilar--sesuatu yang mustahil bisa dilakukannya di bumi. Dari tempat duduk sekarang, ia bisa melihat permukaan hingga setengahnya. George segera asyik menjepret foto. Tiba-tiba, saat ia memandang ke bagian belakangnya, ia sangat terkejut. Ada sesuatu seperti selaput kabut yang mengambang sekitar semeter dari permukaan bulan. George cepat-cepat menjepretnya dengan kamera. Saking penasarannya , ia meluncur turun dari pilar tempat ia duduk, dan menghampiri tempat di mana permukaan bulan ditutupi kabut. George nekat. Ia menyentuhkan jari telunjuknya yang terbungkus baju luar angkasa ke arah kabut itu. Hiii... dingin! George cepat-cepat menarik tangannya kembali, yang rasanya seperti dilapisi es. Kemudian jari telunjuknya terasa lembab. He, kenapa jariku jadi basah begini? Gumam George dalam hati. Kemudian ia kembali ke pilar tempat ia duduk tadi, dan mengamati kabut es tadi. "He, mungkinkah ini uap air yang menguap, ya? Tapi, bukankah di bulan tidak ada air?" Ujar George pada dirinya sendiri. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke roket. Begitu siap di dalam roket, George mengaktifkan mesin. Dan setengah jam kemudian, roket mini R45D-0 sudah lepas landas dari bulan, meluncur kembali ke planet tempat ia dibuat.

BERSAMBUNG (TBC:TO BE CONTINUED)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar