Jumat, 11 Maret 2016

...Tausiyah Tentang Semut...

Tausiyah Tentang Semut.

Assalamu'alaikum warahmatullah hiwabarakaatuh...a'udzubillah himinasysyaitonirrozim, bismillah...hari ini saya akan menulis tentang kisah-kisah semut dalam Islam. Mungkin semua sudah tahu tentang kisah Nabi Sulaiman dan semut. Namun, kisah yang akan saya sampaikan agak lain. Cerita ini saya dapat dari sebuah hadits. Bunyi terjemahannya sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah r.a., katanya, saya mendengar dari Rasulullah Saw bersabda 'seekor semut menyengat salah seorang nabi. Nabi itupun menyuruh mencari sarang semut tersebut lalu dibakar. Allah lalu menurunkan wahyu kepada nabi itu, "sesungguhnya hanya seekor semutyang menyengat engkau, dan engkau bakar salah satu umat yang bertasbih kepada Tuhan!" (HR. Bukhari, no. 1363)
Nah, bagaimana menurut anda? Semut saja disebut sebagai salah satu umat yang senantiasa bertasbih kepada Allah, kenapa kita jarang melakukannya? Kebanyakan orang lebih menyukai untuk menghafal lagu dangdut yang tak bermutu dan berjoget gila-gilaan, daripada menyibukkan diri dengan dzikir. Bayangkan, semut, yang sering kita anggap remeh, kurang-tidak- diperhatikan, ternyata bertasbih setiap waktu, seiring mereka bekerja. Tidak malukah kita? Renungkan pertanyaan ini.
Oya, masih ada 1 cerita lagi. Ini kisah Nabi Sulaiman, tapi bukan yang itu. Begini ceritanya.
 Pada suatu hari, Nabi Sulaiman sedang berjalan-jalan, ketika tiba-tiba beliau bertemu seekor semut yang menggotong sebutir gandum. Nabi Sulaiman yang penasaran pun berkata, "Assalamu'alaikum, wahai semut" sapa beliau, semut itu menjawab salam Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman lalu bertanya,"wahai semut, seberapa lamakah sebutir gandum itu bisa menjadi simpanan makananmu?" Semut itu menjawab, "kurang-lebih selama setahun sebelum akhirnya Allah menggantikan gandum ini dengan sebutir gandum lagi untuk tahun selanjutnya". Nabi Sulaiman kembali bertanya, "bolehkah aku memeliharamu di dalam wadah dan kuberi kau sebutir gandum setahun?" Semut itu berkata, "baiklah aku setuju". Maka Nabi Sulaiman memasukkan semut tersebut kedalam sebuah wadah dengan memasukkan pula sebutir gandum. Setahun kemudian, Nabi Sulaiman memeriksa wadah tersebut. Sang semut masih berada di sana, hidup dan nampak sehat. Kemudian Nabi Sulaiman melihat setengah butir gandum tergeletak di dalam wadah. Nabi pun bertanya, "wahai semut, mengapa engkau menyisakan setengah butir gandum?" Semut itu menjawab, "wahai Nabiullah, aku tidak dapat mempercayakan makananku padamu, karena Allah tidak menyukai sesama makhluk yang saling mempercayai secara berlebihan. Selain itu, aku tidak pasti bahwa engkau akan benar-benar tidak lupa dengan janjimu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar