Jumat, 24 Juni 2016

...Selfie: Narsis: Sakit Jiwa?...

Assalamu'alaikum warahmatullah hiwabarakatuh. Afwan, para pembaca. Maaf, saya sudah lama banget hiatusnya. Begini, saya sedang menggarap sebuah proyek menulis buku, dan saya baru satu dua minggu berselang setelah menghadapi UKK. Nah, sekarang saya sudah kembali. Oke, saya akan memberikan artikel seputar Selfie hari ini. Nah, yang selalu pegang hape sambil bilang ciis terus, mesti baca, nih!

Selfie berasal dari bahasa Inggris yang artinya memfoto diri sendiri. Sedangkan 'narsis', berasal dari bahasa Yunani yang artinya 'menganggap diri sendiri sempurna'. Narsis diibaratkan orang yang hidup pada zaman dahulu di mana orang-orang belum mengenal yang namanya hape. Nah, pada suatu hari, orang itu bercermin di alirang air sungai. Dia melihat bayangannya sendiri di aliran air itu. Dan orang itu berpikir: Ooh, rupaku ini sangat bagus. Maka, setiap hari, orang tersebut selalu menyempatkan diri bercermin di sungai untuk mengagumi dirinya. Kemudian, pada suatu hari orang itu kembali mengagumi bentuk wajahnya di sungai. Tiba-tiba, ia kehilangan keseimbangan di pinggir sungai, dan jatuh ke dalam aliran air yang deras dan kuat. Ia pun meninggal karena lemas terseret aliran air sungai itu.
Dari cerita legenda di atas, dapat dipetik suatu pelajaran. Pelajaran apa, hayoo? Pkn? MTK?Bahasa Indonesia? Eits, tentu tidak. Pelajaran yang dapat diambil adalah: jangan narsis, baik di depan orang banyak maupun ketika sendiri. Narsis itu kalau dibiarkan menguasai diri lama-lama, akan berubah menjadi penyakit kejiwaan, lho! Yang mengalaminya akan merasa lebih bagus rupa daripada orang lain, merasa diri sempurna, dan merasa tidak lengkap kalau di mana pun kapan pun tidak berselfie. Sayangnya, tak banyak orang yang tahu tentang hal ini. Maka, inilah dia. Selfie menjadi trend yang marak di sosmed. Lihat saja, pasti di setiap kali kita buka-buka sosmed, ada...aja yang memposting fotonya sedang berselfie. Hmm...yah, kita berdoa saja semoga orang-orang yang sakit jiwa itu sadar semua. Kalau begitu, saya akhiri perjumpaan kita kali ini. Billahi taufik wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar