Kamis, 05 November 2015

... ultah bikin pendek umur...

Ulang Tahun, Memperpendek Umurmu!


Fikra, gadis kecil berusia 8 tahun memandang kalender di kamarnya dengan sumringah. Dilihatnya tanggal yan dilingkari dan diberinya tanda silang. "Yey, hari tanggal 16 Agustus! Yey, aku ulang tahun! Aku semakin besar!" Serunya sambil menari-nari nggak jelas. Dia segera membuka pintu kamarnya, dan menghambur keluar sambil tertawa-tawa. Dia memanggil-manggil ibunya untuk memastikan kalau ada kue ulang tahun untuknya. "Bu! Ibu!" Panggil Fikra heboh. "Ya, nak?" Ibu menghampiri Fikra, wajah beliau datar. "Bu, kue ulang tahunku mana?" Tanya Fikra. "Coba kau tanya Ayah!" Jawab Ibu datar. Tanpa menyadari air muka Ibunya, Fikra berlari mencari Ayahnya. "Ayah! Ayah!" Panggilnya sambil berlari kesana-kemari, sampai ia menemukan Ayahnya di ruang tamu sedang membaca majalah Islami Indonesia dengan serius. "Ayah, kue ulang tahunku mana? Dengan delapan lilin, kan?" Fikra dengan sumringah berseru di depan Ayahnya sambil meloncat-loncat heboh. "Tidak ada kue dan lilin untukmu hari ini!" Hardik Ayah. Fikra shock mendengar Ayahnya menghardiknya seperti itu. Selama ini Ayah dan Ibunya tak pernah marah padanya. Kenapa sekarang Ayahnya malah meneriakinya? Air mata membasahi pipiFikra. Ia berteriak frustasi dan masuk ke kamarnya. Ia membanting pintu begitu keras, sehingga terdengar bunyi derak dari pintunya. "Fikra! Fikra! Keluar, nak!" Ibu segera menggedor-gedor pintu. Ayah ikut memanggil Fikra. ''Fikra! Ayah akan menunjukkan padamu kenapa kami tidak memberimu perayaan ultah seperti biasa! Ada alasannya!" Mendengar itu, Fikra pelan-pelan membuka pintu kamarnya. Matanya masih merah dan sembab habis menangis. "Apa alasannya?" Tanya Fikra  to the point. ''Di buku yang dipinjamkan teman Ayah, Ayah mendapat info kalau ulangtahun itu kebiasaan orang Hindu. Spalagi dengan lilin. Dan Ayah terkejut, di buku itu juga ada informasi bahwa jika saat kita meniup lilin ultah kita berharap sesuatu, itu sudah termasuk kafir, karena kita berharap kepada sebuah lilin, yang bahkan manusia yang menyalakan dan membuatnya. Karena itulah sekarang Ayah dan Ibu melarangmu untuk meminta kue ultah maupun lilin. Selain itu, kan ultah memperpendek umurmu! Begini, misalnya umurmu 100 tahun, dan kamu pada hari ini ultah dan merayakannya, padahal umurmu berkurang menjadi 99 tahun, kan?'' Dengan penjelasan panjang-lebar dari Ayah, Fikra pun mengerti. Akhirnya ia bertekad untuk tak akan pernah merayakan ultahnya lagi, karena... apa gunanya? Iya, kan?


HIKMAH Cerita:

Assalamu'alaikum, kita bertemu lagi, pembaca...oiya, ada tidak, nih... beberapa pembaca yang demen (suka)  ngerayain ultahnya sendiri? Hmmm... bahaya, lho! Seperti yang sudah dijelaskan oleh ayah di atas,  ultah itu kebiasaan orang Hindu-Buddha yang berarti merayakan tahun kelahiran orang-orang. Mengharap pada lilin saat meniupnya? Ehmm... jangan coba-coba, ya! Itu syirik, karena mengharap pada sesuatu yang kita bikin sendiri. Nah, yang kebiasaan ultah dirayain, jangan diulangi lagi, ya! Lagipun, memang benar kata ayah, kan misalnya umur kita 500 tahun, kalau kita ultah, kan umur kita berkurang menjadi 499 tahun? Lagipula, apa sih gunanya pesta ultah? Kalau ngundang anak yatim, sih mending. Tapi itupun harus tetap memperhatikan adab Islam.
Sekian, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar